tag:blogger.com,1999:blog-62739155691676769082024-02-08T03:04:11.008-08:00Kaos BogorUnknownnoreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-6273915569167676908.post-64613942257587676202011-05-28T02:19:00.000-07:002011-05-28T02:31:12.940-07:00Tips & Trik Bagaimana Membuka Usaha Clothing Kaos<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Sebelumnya mohon maaf, tip dan trik ini hanya sekedar tulisan ringan saya, barangkali mengganggu dan kurang bermanfaat silahkan dilewatkan saja. Modal pertama jika mau membuat sebuah usaha clothing seperti produk2 dari distro di Bandung yang terkenal itu. Modalnya cuma kemauan dan semangat oh iya jangan ketinggalan jiwa entrepreneur, ga usah minder kalo ga bisa design, ga usah minder kalo ga bisa nyablon, apalagi minder karena ga bisa jahit. Kalo ga punya modal gimana? Tenang2 ga usah panik,hehe..kamu-kamu ga usah punya modal besar buat beli mesin konveksi, alat2 sablon plus mesin press nya yang harganya lumayan mahal. Ok2 kalo modal ga usah dipikirin dulu, sekarang saya coba sebutin apa2 saja yang dibutuhin buat bikin usaha ini.<br />
<a name='more'></a><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span><br />
<ol><li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: normal;">Pikirin <span style="font-weight: bold;">IDE</span> dasarnya dulu, ini penting banget. Kaos seperti apa yang pengen kita bikin. Tema atau Topik, Karakter dan target market yang mo di bidik (waduh kaya sniper aja maen bidik!) Kalo asal-asal kaos dijamin deh ga bakal bertahan lama dan kalah sama pemodal2 besar.</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-weight: normal;">Bikin <span style="font-weight: bold;">Brand</span>, ini langkah kedua harus ditempuh, untuk hal ini jangan dengerin Shakepeare, biarin dia ngomong “apalah arti sebuah merk eh nama”. Banyak untungnya produk kita ber-merk, merk membuat produk kita beda, merk membuat produk kita unik, merk membuat produk kita tidak menjadi komoditas (aduh jangan sampe deh produk kita jadi komoditas, karena nantinya kita harus bersaing disisi harga. Ujung2nya kalah deh sama pemodal raksasa). Untuk mendalami merk, saya merekomendasikan bukunya mas Ippho Santosa yang berjudul HOT BRANDING.</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: normal;">Nah kalo udah dapet idenya, bikin <span style="font-weight: bold;">TIM</span>. Disini nih EQ (Entrepreneur <span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS'; line-height: 20px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">quotient</span></span>) kita diuji. Pertama cari yang jago design (Utamain Bisa Corel Draw dan Adobe Photoshop), Designer ini nantinya yang bikin kaos Temen2 punya kharakter sendiri, harus beda dan unik tentunya. Jadi si designer ini harus ngerti banget ide dasar yang udah temen2 tentuin di point pertama. Sebagai percobaan minta dibuatin beberapa design, mulai dari Brand, logo sampe design kaosnya.</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: normal;">Sekarang langkah keempat, masih dibagian pembentukan TIM, cari penjahit sama toekang sablon, cari yang berpengalaman dan udah jago supaya produk kita berkualitas tinggi. Kalo udah dapet baru beli mesin jahit konveksi sama alat2 sablon. Untuk mesin jahit kaos minimalnya kita harus punya, mesin potong kain, mesin jahit high speed, mesin obras, dan mesin overdeck lebih bagus lagi punya mesin jahit rantai dan setrika uap. Nah kalo peralatan sablon antara lain mesin, Screen, Rakel, Meja sablon plus Meja pembuatan Film, hot press, Pasta, Pewarna, Obat emulsi, Obat pembersih dll…</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: normal;">Waduh2…kalo mulai bingung kita bisa melewatkan point 4 yang sarat modal. Wuasyik berarti bisa ga modal dong, Hush…mana ada usaha ga modal sama sekali. Ga perlu pusing proses produksi plus modal produksinya. Banyak kok yang nyediain jasa makloon produksi, dari mulai jasa makloon jahit sampe jasa makloon sablon. Nah tinggal bagaimana temen2 jeli mencarinya. Hehe..</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: normal;">tinggal sekarang nyiapin peralatan tempur, oops peralatan produk clothing temen2</span></span><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></li>
</ol><h2 style="font-weight: bold; line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; line-height: 150%;"></span></h2><ul><li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: bold;">Kain. </span>Banyak sekali Jenis kain untuk t-shirt dari mulai Higet (biasanya untuk kaos partai), PE dan TC (Banyak mengandung bahan polister, jadi agak panas), Katun combat, Katun Kardet, Double Nit, Single Nit, Lacoste dll. Nah kalo standar kaos-kaos distro pake katun Combat (kualitas terbaik). Masalah harga tinggal tanya sama toko2 penjual kain kaos (ya iyalah..) rata-rata harga katun kombat Rp. 45.000-Rp 60.000 / kg. yang paling murah warna putih dan hitam yang paling mahal. 1 Kg bisa di buat menja di 3,2 kaos dewasa laki-laki lengan pendek, kalo panjang paling jadi 1,5 kaos. Oh iya jangan lupa beli rib, rib itu kerah buat di kaos oblong. Rib juga ada yang katun ada yang PE. Kalo mau bikin kaos berkerah (wangki) beda lagi bukan pake rib, tetapi pakenya kain kaos juga yang dibentuk kerah.</span></li>
</ul><h2 style="font-weight: bold; line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></h2><h2 style="font-weight: bold; line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; line-height: 150%;"></span></h2><ul><li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: bold;">Label</span> ini biasanya ada di leher kaos bagian belakang dalem, label fungsinya sebagai identitas produk kita, karena memuat logo, ukuran dan merk produk. Harganya murah Cuma Rp 700- 4000 /lusin tergantung warna, ukuran dan design, tapi jangan seneng dulu, harganya memang murah tetapi minimal pesanan harus banyak biasanya minimal 500 lusin, tergantung pabrik labelnya, ada yang minimal order Rp 700.000. </span></li>
</ul><h2 style="font-weight: bold; line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></h2><ul><li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: bold;">Tag</span> . Tag dipakai untuk aksesoris brand kaos yang memuat info produk seperti harga, kode, ukuran, sama identitas produk atau bisa juga contact person produsen . Tag biasanya dibuat dari kertas atau plastik dengan sistem cetak atau sablon. Kalo mau dicetak harus buat banyak. Untuk memasang tag ini memakai tag gun bersama tag pin. Harga tag gun sekitar Rp 50.000 dan tag pin sekitar Rp.25.000 sudah dapet 1 kardus.</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 150%; margin-left: 53.85pt;"><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; line-height: 150%;"></span></div><ul><li><span style="font-weight: bold;">Kemasan</span>. Kemasan ini sebagai pemanis dari produk bisa dibuat dari plastik, box atau kain. Lebih baik lagi pada kemasan ini terdapat identitas produk.<span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></li>
<li><b>Pemasaran. </b>Untuk permulaan, jual lewat temen-temen deket dulu, temen jauh, sodara deket sampae sodara jauh, trus jual sama orang yang ga kenal, hehe.... becanda. kalo blm punya tempat bisa di titipkan/konsinyiasi ke distro2 yang ada di sekitar tempat temen2, pola kerjasamanya tergantung kesepakatan masing-masing, biasanya dpt potongan 10 % - 20 %. </li>
</ul><h2 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></h2><span style="font-size: 100%;">Nah sekarang kalau sudah jadi jangan lupa kirimin saya satu, hehe…tugas terberat adalah masarin produk. Disini EQ (entrepreneur <span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS'; line-height: 20px;">quotient</span>) sangat dibutuhkan.<br />
</span><span style="font-size: 100%;">Okeh…tip & trik nya segitu dulu…cape nulisnya, hehe…kalo masih bingung silahkan ajukan pertanyaan. Insya allah di jawab. <b>Oh iya tip & trik ini Cuma buat pemula yang belum pernah sama sekali terjun kebisnis kaos</b>. Terima kasih dan semoga bermanfaat.<br />
<br />
LEARN BUSSINES, FOR BETTER LIFE<br />
<br />
Wassalam,<br />
<br />
fery</span><br />
<h2 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN" style="font-family: Verdana; font-size: 100%; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></h2>sharing-sharing juga bisa via sms (085260177344), karena kalo lewat coment di blog jarang ke buka.<br />
<br />
<a href="http://hendrainc.blogspot.com/2007/05/tips-trik-bagaimana-membuka-usaha.html">http://hendrainc.blogspot.com/2007/05/tips-trik-bagaimana-membuka-usaha.html</a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6273915569167676908.post-8968610933147727202011-05-06T21:21:00.001-07:002011-05-06T21:21:48.128-07:00Jenis Bahan Kaos<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">1. COTTON, ada 2 macam berdasarkan spesifikasi benang:<br />
<br />
A. COTTON COMBED:<br />
Serat benang lebih halus.<br />
Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.<br />
<br />
<br />
B. COTTON CARDED:<br />
Serat benang kurang halus.<br />
Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata.<br />
<br />
Sifat kedua jenis bahan tersebut bisa menyerap keringat dan tidak panas, karena bahan baku dasarnya adalah serat kapas.<br />
<br />
2. TC (TETERTON COTTON)<br />
<br />
Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan ’shrinkage’ (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali.<br />
<br />
3. CVC ( COTTON VISCOSE)<br />
<br />
Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.<br />
<br />
4. POLYESTER dan PE<br />
<br />
Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi untuk dibuat bahan berupa serat fiber poly dan yang untuk produk plastik berupa biji plastik. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas dipakainya.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6273915569167676908.post-43978430457980387982011-05-06T21:15:00.001-07:002011-05-06T21:15:56.938-07:00Sejarah T-Shirt atau Kaos Oblong<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Dibanding jenis pakaian lainnya, sejarah kaos oblong sebenarnya belumlah terlalu panjang. Kemungkinan besar kaos baru muncul antara akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kaos berbahan katun biasanya dipakai oleh tentara Eropa sebagai pakaian dalam (di balik seragam), yang fleksibel dan bisa dipakai sebagai pakaian luar jika mereka beristirahat di udara siang yang panas. Istilah "T-Shirt" (metafor yang mungkin diambil berdasar bentuknya) baru muncul di Merriam-Webster's Dictionary pada 1920, dan baru pada Perang Dunia II ia menjadi perlengkapan standar dalam pakaian militer di Eropa dan Amerika Serikat (T-Shirt King).<br />
<br />
Kaos oblong mulai dikenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando dan James Dean yang memakai pakaian dalam tersebut untuk pakaian luar dalam film-film mereka. Dalam A Streetcar Named Desire (1951) Marlon Brando membuat gadis-gadis histeris dengan kaos oblongnya yang sobek dan membiarkan bahunya terbuka. Dan puncaknya adalah ketika James Dean mengenakan kaos oblong sebagai simbol pemberontakan kaum muda dalam Rebel Without A Cause (1955) (Cullum-Swan dan Manning, 1990). Teknologi screenprint di atas kaos katun baru dimulai awal "60-an dan setelah itu barulah bermunculan berbagai bentuk kaos baru, seperti tank top , muscle shirt , scoop neck , v-neck dsb.<br />
<a name='more'></a><br />
Fashion, Kaos, dan Komunikasi<br />
<br />
Meski sudah mulai mendunia sejak "50-an, konvensi mode dunia tetap saja belum memasukkan kaos ke dalam kategori fashion . Kaos tetap saja dianggap sebagai pakaian dalam yang tidak pantas dikenakan sebagai pakaian luar. Memakai kaos masih juga dianggap sebagai tindakan yang unfashion. Karena itu pada masa musik heavy metal mulai digemari kalangan muda, mereka ini sengaja memilih seragam kaos oblong sebagai bentuk penolakan terhadap konvensi arus utama mode dunia ( high fashion ) (McRobbie, 1999). Menyobek beberapa bagian dari kaos oblong bahkan merupakan bagian dari gaya subkultur punk. Bagi mereka ini bentuk fashion adalah unfashion (Hebdige, 1999).<br />
<br />
Perubahan dalam bahan dan teknologi produksi kaos turut berperan dalam perubahan makna kaos dalam kehidupan sosial. Ditemukannya polyester dan bahan-bahan fiber artifisial, bersamaan dengan diperkenalkannya bahan drip-dry untuk pembuatan pakaian, penambahan variasi warna, gaya dan tekstur, membuat kaos semakin diterima sebagai pakaian luar. Meski begitu, dalam diferensiasi sistem fashion, hingga sekarang kaos masih digolongkan dalam kategori low fashion ( unfashion? ). Berbeda dengan produk high fashion yang didesain dan dibuat secara khusus untuk orang-orang khusus, hampir semua kaos merupakan low fashion yang didesain untuk tujuan diproduksi secara massal.<br />
<br />
Kaos oblong sekarang ini juga telah menjadi wahana tanda. Kaos, sebagaimana pakaian lainnya, membawa pesan dalam sebuah "teks terbuka" di mana pembaca atau penonton bisa menginterpretasikannya. Berbagai bentuk, gambar, atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan akan pengalaman, perilaku dan status sosial. Kaos oblong mengkomunikasikan berbagai lokasi atau identitas sosial: tempat (HRC, Borobudur, Bali, Yogyakarta), bisnis (Coca Cola, Yamaha, Suzuki), institusi (UGM, UI, ITB, De Britto). Kaos oblong lainnya mengkomunikasikan kelompok atau kolektivitas (Canissi Seminarium, Pro Iustisia), tim (MU, Inter Milan), konser atau acara kesenian (Jakjazz, Pameran AWAS!), komoditas yang dianggap bernilai (VW, Harley Davidson), pengalaman ceremonial (KKN UGM 2000), sementara banyak juga yang mengkomunikasikan slogan (Awas Pemilu 97 Curang, kaos-kaos Dagadu, Joger).<br />
<br />
Dengan semakin tumbuhnya industri periklanan, kaos merupakan bilboards mini yang cukup efektif untuk mengkomunikasikan sebuah produk, sebagaimana mengkomunikasikan diri atau identitas. Seringkali kaos dijadikan iklan berjalan yang oleh pengiklan kadang-kadang dibagikan secara gratis. Di Indonesia, adalah hal yang biasa banyak orang berebut mendapatkan pembagian kaos dari OPP pada saat Pemilu (tak jarang juga disertai pembagian "amplop"). Perusahaan-perusahaan sekarang ini juga membuat kaos dengan nama atau logo perusahaan yang tertera di atasnya (Coca Cola, Reebok, Nike, Wilson), dan menjualnya di toko-toko sebagai pakaian produksi massal yang siap pakai. Bagi sejumlah besar pemakainya, tentu memakai kaos oblong tidak dimaksudkan sebagai iklan, melainkan sebagai indikasi status dan pendapatan pemakainya, loyalitas atau kepercayaan pada satu produk. Ia juga merupakan suatu bagian dari identitas diri, "Saya adalah penggemar Coca Cola", "Seperti Michael Jordan, saya memakai Nike.<br />
<br />
Kaos-kaos buatan perusahaan tertentu dianggap mewakili gaya hidup atau selera yang khas, selain sekaligus si pemakai mengiklankan perusahaan pembuatnya. Misalnya kaos bermerek Benetton, Ralph Lauren atau Calvin Klein. Simbol-simbol tertentu pada kaos, seperti buaya kecil atau kuda poni dan pemain polo kecil (dan berbagai variannya), juga sangat penting. Simbol-simbol ini bukan hanya menunjukkan status pemakainya yang mampu mengkonsumsi pakaian buatan desainer mahal, tetapi juga status dalam sistem fashion itu sendiri.<br />
<br />
Sedangkan bagi para desainer dan seniman, dapat memanfaatkan kaos oblong sebagai media untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasannya pada permukaan kaos oblong untuk berkarya. Karena itulah kaos oblong merupakan salah satu media untuk mengekspresikan kreativitas desain komunikasi visual. </div>Unknownnoreply@blogger.com0